Theory of Behaviorism By Thorndike, Pavlov, and Skinner
Theory of Behaviorism By Thorndike, Pavlov, and Skinner
Journal 1
Pada bab ini saya mempelajari theory of behaviorism yang dikemukakan
oleh 3 tokoh yaitu Ivan P. Pavlov, B.F Skinner dan Edward Lee Thorndike. Secara
umum teori ini merupakan perubahan tingkah laku karena adaanya stimulus dan
respon. Ivan P. Pavlov mempelopori classical
conditioning menggunakan anjing sebagai subjek percobaan kemudian daging
dan lonceng sebagai stimulus. Kemudian B. F Skinner menggunakan pendekatan dan
penguatan, dengan tikus yang lapar sebagai subjek dimasukan dalam Skinner box, sehingga tikus berusaha
menekan tombol, jika tikus menekan tombol yang benar maka akan keluar makanan
yang merupakan bentuk dari penguatan. Sedangkan Edward Lee Thorndike
menggunakan eksperimen dengan kucing yang lapar dimasukan dalam puzzle box, diperlukan kemampuan untuk
memilih sehingga terjadi trials and
errors.
Setelah mempelajari theory of behaviorism ini, saya mendapat beberapa gambaran dan
pengetahuan untuk masa depan saya. Saya juga menyadari beberapa hal yang dapat
menyebabkan kegagalan pada saya selama bersekolah. Ternyata kebanyakan dari
guru yang mengajar saya selama sekolah menggunakan cara mendidik seperti yang
dijelaskan dalam Theory of Behaviorism.
Mereka memberi hukuman agar dapat menertibkan siswa, dengan memberi hadiah juga
agar siswa semakin giat. Mereka juga memberi tugas dan ulangan secara bersamaan
dengan tujuan agar siswa semakin mahir, padahal bagi siswa hal yang mereka
tanggung tidak hanya beban sekolah.
Kekurangan dalam teori ini tidak saya
inginkan ketika sudah menjadi guru, sebaiknya seharusnya saya menyaring segala
macam materi pembelajaran, kemudian menyusunnya menjadi suatu pembelajaran
efektif. Memberikan tugas dan ulangan secukupnya saja dan tidak berlebihan,
karena siswa diharapkan menguasai banyak mata pelajaran.
Dengan mempelajari teori ini, membuat pertanyaan muncul di kepala saya
tentang apa saja yang harus saya lakukan agar membuat murid tetap aktif namun
guru juga aktif? Karena selama saya bersekolah, jarang sekali guru dan murid
aktif bersama-sama. Saya juga bertanya-tanya, mengapa siswa jaman sekarang
sulit dimotivasi? Jika diberi pengarahan dengan sabar mereka merasa abai, namun
jika dengan sedikit nada tinggi mereka merasa tidak dihargai kemudian marah.
Saya juga ingin mengetahui lebih dalam
lagi apakah metode behaviorisme ini masih layak digunakan untuk pembelajaran di
era saat ini. Karena di zaman sekarang siswa diharapkan kreatif dalam melakukan
sesuatu, sedangkan dalam teori ini siswa diharapkan melakukan apa yang guru perintahkan,
siswa menjadi pasif dan hanya mengikuti guru.
Thank you for reading my first journal!
Have a nice day everyone!
-Any Widyasari
Komentar
Posting Komentar